Banner 468 x 60px

 

Selasa, 27 Agustus 2019

Type Stainless Steel

0 komentar

Kategori Stainless Steel

Austenitic

Austenitic tersusun dari beberapa bahan, yaitu 16% kromium, 7% nikel, dan nitrogen. Sifat SS austenitic yaitu: memiliki kekuatan dan ketahanan pada suhu (baik suhu tinggi maupun suhu rendah), serta memiliki ketahanan terhadap korosi lebih baik daripada jenis ferritik dan martensitik. Tipe seri SS yang masuk dalam kategori austenitic, yaitu seri SS 300 dan seri SS 200. Perbedaan seri ini dipengaruhi oleh perbedaan komposisi metalurginya, yang akhirnya karakteristiknya pun ikut berbeda pula. Seri SS 300 lebih tahan karat jika dibandingkan seri SS 200. Namun, seri SS 200 memiliki harga yang lebih murah saat dibandingkan dengan tipe SS 300.

Ferritic

Jenis SS ferritic terbuat dari komposisi kromium (10,5%-29%), molibdenum, aluminium, titanium, dan sedikit nikel. Ketahanan akan kororsi jenis ini memang tidak sehebat austenitic. Akan tetapi, masih lebih baik daripada martensitic. Keunggulan SS ferritic yaitu harganya yang relatif murah. Beberapa tipe seri SS 400 masuk ke dalam kategori ferritic, seperti: seri 405, 409, 430, 434, 439, 444, dan 446.

Martensitic

Martensitic mengandung 10,5%-18% kromium, 2% nikel, dan karbon dengan jumlah yang besar. Kandungan lain dari martensitic yaitu: molibdenum, niobium, silicon, tungsten, vanadium, dan lain-lain. SS tipe ini masih memiliki kekurangan terhadap kemampuan mencegah korosi, terlebih jika dibandingkan dua tipe di atas. Namun, kekuatan dan kekerasan stainless ini bisa diacungi jempol. Itulah sebabnya SS jenis ini banyak digunakan untuk pembuatan pisau, peralatan grinding, dan lainnya. Sebagian tipe seri SS 400 masuk dalam kategori martensitic, contohnya saja: tipe seri 403, 410, 414, 416, 420, 431, dan 440.

Nah, kalau jenis ini merupakan hasil ‘pernikahan’ antara jenis autenitic dan ferritic. Oleh sebab itu, karakteristiknya pun hampir serupa dengan autenitic dan ferritic. Kemampuan duplex dalam mencegah korosi hampir serupa dengan autenitic. Sementara kekokohan SS berada di antara autenitic dan ferritic. Meski demikian, SS ini memiliki ketahanan korosi retak tegang (stress corrosion cracking) lebih baik daripada seri autenitic. Jenis ini biasa digunakan untuk pembuatan komponen kapal, industri petrokimia, dan industri kertas.

Precipitation Hardening

SS ini merupakan kombinasi optimal dari SS austenitic dan martensitic. Itulah sebabnya SS ini memiliki sifat yang unik dibandingkan jenis lainnya. Karakter percipitation hardening memiliki kekuatan yang tinggi, dan lebih tahan terhadap korosi (diambil dari sifat austenitic). Tipe seri yang termasuk dalam kategori ini, yaitu AISI 17-4 PH yang biasa disebut dengan AISI 630.
Setelah memahami apa saja kategori dalam SS , berikut ini akan DuniaMasak paparkan jenis/tipe dari SS yang biasa Anda temui. Pemahaman tentang tipe/jenis stainless steel diharapkan membantu Anda dalam memeilih peralatan dapur stainless yang tepat yang sesuai dengan kebutuhan Anda.

Tipe Seri Stainless Steel

SS 304

Stainless steel yang masuk dalam kategori food grade merupakan stainless steel dengan komposisi 18/8 atau 18/10. Arti kode ini menunjukkan komposisi kandugan kromium dan nikel. Kandungan kromium berfungsi untuk mengikat oksigen di permukaan SS dan melindungi bahan dari proses oksidasi yang dapat menimbulkan karat.
Sementara nikel membuat SS memiliki sifat yang lebih tahan karat lagi. Semakin besar kandungan nikel semakin besar pula kemampuan bahan untuk mencegah korosi. Selain itu, kandungan nikel membuat SS lebih kokoh. Dan, kabar baiknya, ini ada di tipe 304.Seri 304 memiliki komposisi 18/8, yang artinya: kandungan kromium sebesar 18% sedangkan kandungan nikel sebesar 8%. Komposisi ini membuat andungan nikel membuat SS lebih kokoh dan bercaya seri 304 lebih tahan terhadap korosi dan aman bersentuhan langsung dengan makanan/minuman. SS 304 banyak digunakan untuk industri kuliner, hotel, rumah sakit, atau tempat makan khusus bayi.

SS 316

Sama seperti 304 yang termasuk dalam ‘keluarga’ tipe seri 300, 316 pun demikian. Bahkan secara tampilan dan sifat kedua tipe ini pun hampir serupa. Kedua tipe ini sama-sama non-magnetik, tahan karat, dan lebih tahan pada suhu tinggi. Nah, kalau demikian, di mana letak perbedaannya? Perbedaan kedua seri ini ada pada komposisi logam penyusunnya. Seri 316  memiliki kandungan kromium sebesar 16% (kandungan kromium seri 304 berjumlah 18%), serta kandungan nikel sebanyak 10% (kandungan nikel seri 304 sebesar 8%). Selain itu, seri 316 memiliki kandungan molibdenum (Mo), yang membuat seri ini lebih tahan terhadap korosi pitting.
Untuk Anda ketahui, korosi pitting merupakan korosi lokal yang mengakibatkan lubang-lubang kecil pada permukaan stainless steel Anda. Meski demikian, stainless steel ini sangat jarang digunakan untuk peralatan makan/minum/masak. Alasannya: karena harganya yang jauh lebih mahal daripada seri 304.Seri 316 lebih banyak digunakan untuk komponen mesin, keran, pompa, dan peralatan industri lainnya. Seri 316 pun banyak digunakan untuk peralatan yang diletakkan di lepas pantai, yang kerap bersentuhan langsung dengan air laut.

SS 430

Tipe ini merupakan bagian dari seri 400 yang mengandung magnet dan seringkali disebut dengan monel. Seri ini memiliki komposisi 18/0 yang artinya: memiliki kandungan kromium sebesar 18% dan kandungan nikel sebesar 0,75% (atau hampir terabaikan). Itulah sebabnya kandungan nikel membuat SS lebih kokoh dan bercaya tipe ini tidak tahan terhadap korosi.

SS 201

Seri 201 merupakan bagian dari stainless steel grade 200. Harga SS 201 relatif lebih murah dibandingkan seri lainnya. Namun, kemampuan SS 201 terhadap korosi masih terbilang kurang terlebih jika dibandingkan seri 304.

Cara Memilih Panci Set Food Grade Seri SS 304

Tentu kita semua sepaham, bahwa stainless steel yang baik yaitu stainless steel yang food grade alias aman untuk bersentuhan langsung dengan makanan/minuman, atau digunakan untuk peralatan makan bayi dan anak. Nah, stainless steel yang memiliki sifat ini yaitu seri SS 304.
Namun sayangnya, karena dari segi tampilan fisik SS hampir serupa, tentu menyulitkan Anda untuk memilihnya. Nah, berikut ini adalah informasi yang kami sajikan untuk membantu Anda membedakan antara seri SS 304 dan seri lainnya. Dengan begitu, Anda dapat menemukan panci yang tepat yang aman untuk keluarga tercinta.

Menggunakan Magnet

Cara paling mudah dan sederhana untuk membedakan seri SS ialah menggunakan magnet. Beberapa seri SS ada yang bersifat magnetik ada pula yang tidak. Anda tinggal mendekatkan stainless steel ke magnet untuk mengecek apakah stainless tersebut memiliki magnet atau tidak. Cara membedakan seri ini terbilang mudah tetapi tidak akurat.
Pada umumnya, banyak orang yang mengatakan SS yang memiliki sifat magnetik merupakan stainless steel berkualitas buruk. Padahal, teori itu tidaklah benar. Seri 304 yang diproses dengan teknik tekuk, potong, atau drwaing, memiliki sifat sedikit magnetik.
Sifat magnetik pun dimiliki oleh stainless steel yang masuk dalam kategori duplex. Padahal tipe duplex merupakan tipe mahal yang memiliki sifat magnetik.

Menggunakan XRF Handheld Analyzer

Alat ini bisa membedakan semua jenis stainless steel dengan mudah dan cepat. Sayangnya alat ini cukup mahal. Tentu bukan pilihan bijak jika Anda membeli produk ini hanya untuk mengecek tipe stainless steel dengan tepat. Solusi lain yang dapat Anda lakukan yaitu dengan membeli panci bermerek yang memang sudah teruji kualitasnya. Di pasaran banyak panci-panci bermerek yang sudah menggunakan stainless steel tipe 304.

Read more...

Senin, 26 Agustus 2019

Heat Rate Gap Analysis

0 komentar
1. Definisi
Heat rate gap analysis merupakan proses analisis yang membandingkan kondisi heat rate actual dengan kondisi heat rate target (heat rate commissioning atau heat rate best achievable) untuk mendapatkan seberapa besar gap atau selisih yang terjadi. Heat rate gap analysis tersusun dari rincian heat rate loss equipment penyusun sistem dalam sebuah pembangkit.

2. Maksud dan Tujuan
Maksud dan tujuan dilakukan gap analysis ini adalah untuk mengidentifikasi besaran gap yang terjadi antara heat rate aktual terhadap heat rate target untuk selanjutnya dapat ditentukan langkah-langkah perbaikan baik berupa optimasi pola operasi maupun proses pemeliharaan.

Perhitungan Heat Rate Loss merupakan perhitungan gap antara nilai parameter aktual dan nilai parameter target dari masing-masing equipment penyusun sistem dalam sebuah pembangkit. Nilai nilai dari parameter gap tersebut yang terdiri dari berbagai satuan pengukuran selanjutnya dikonversikan kedalam satu basis satuan yang sama dengan satuan heat rate, sehingga pada akhirnya penjumlahan dari seluruh heat rate loss merupakan gap antara plant heat rate aktual terhadap plant heat rate target.

3 Menentukan Dampak Performance Peralatan Terhadap Keseluruhan Performance Pembangkit
Konversi heat rate loss untuk masing-masing gap parameter yang diamati dapat dilakukan dengan menggunakan referensi yang ada seperti; referensidari OEM, output software khusus simulasi heat & mass balance, tabel referensi impact of performance parameter deviation on heat rate EPRI TR 109546 & CS 4554 atau referensi lain sesuai tipe pembangkit.

Alur Proses Heat Rate Gap Analysis

Pelaporan pareto heat rate loss merupakan rekapitulasi perhitungan yang merupakan peta heat rate loss dari seluruh parameter equipment penyusun sistem pembangkit. Alur proses Heat Rate Gap Analysis beserta contoh Heat Rate Gap Analysis ditunjukkan pada gambar berikut:


Gambar 1. Alur Proses Heat Rate Gap Analysis

Read more...

Kamis, 22 Agustus 2019

EAF dan EFOR

0 komentar

A. Definisi EAF

EAF (Equivalent Availability Factoradalah faktor kesiapan unit pembangkit. Nilai EAF berupa perbandingan yang didapat dari kesiapan pembangkit untuk beroperasi (baik dalam kondisi stand by ataupun operasi) dibagi terhadap waktu.
Lebih detailnya lihat rumus berikut ini.
EAF = (PH-PO-PD/PH) x 100%
Keterangan:
PH       : Plant Hour (jam), PO       : Plant Outage (jam), D         : Derating (jam)
Di Indonesia, fungsi EAF tidak hanya sebagai salah satu parameter utama baik buruknya kinerja tetapi juga berkontribusi sebagai salah satu sumber pendapatan Unit Pembangkit itu sendiri. Hal ini disebabkan sistem kelistrikan di Indonesia menggunakan Model Komponen dimana tariflistrik dari Pembangkit kepada PLN dinilai dari dua hal, yakni Kesiapan Unit Pembangkit (EAF) dan Penjualan Energi Listrik. Meskipun pembangkit tersebut dalam keadaan stand by (tidak beroperasi tetapi tidak dalam kondisi Outage), pembangkit tersebut sudah dibayar.

B.  Faktor yang mempengaruhi EAF

  1. Plant Hour
Plant Hour adalah jumlah jam yang seharusnya bisa digunakan pembangkit untuk beroperasi.Karena pembangkit listrik bekerja penuh 24 jam nonstop, maka Nilai Plant Hour dari semua pembangkit listrik adalah sama 24 x 365 (jumlahhari dalam satu tahun) = 8760. Jika pembangkit tersebut mempunyai EAF 100 % artinya Pembangkit tersebut mampu bekerja penuh selama 8760 jam tanpa berhenti.
  1. Outage
Outage adalah kondisi saat pembangkit tidak beroperasi. Outage disebabkan bermacam-macam. Ada
  • Plant Outage (PO) atau Outage yang memang diakibatkan adanya pekerjaan pemeliharaan periodik pembangkit seperti inspeksi, overhaul atau pekerjaan lainnya yang sudah dijadwalkan sebelumnya dalam rencana tahunan pemeliharaan pembangkit atau sesuai rekomendasi pabrikan.
  • Maintenance Outage (MO), Outage jenis ini disebabkan karena pekerjaan maintenance yang urgent dan harus dilakukan saat unit stop. Karena urgent itulah biasanya unit terpaksa di stop dulu beberapa jam untuk memberi kesempatan teknisi pemeliharaan melakukan pekerjaannya.
  • Forced Outage (FO), Outage jenis ini adalah Outage yang tidak diharapkan. Outage ini disebabkan adanya gangguan dari luar sehingga menyebabkan unit stop.
  1. Derating
Derating adalah penurunan kemampuan unit pembangkit karena gangguan. derating terjadi apabila daya keluaran (MW) unit kurang dari DMN-nya, derating digolongkan menjadi beberapa kategori yang berbeda. Derating dimulai ketika unit tidak mampu untuk mencapai 98 % DMN dan lebih lama dari 30 menit. Derating berakhir ketika peralatan yang menyebabkan derating tersebut kembali normal, terlepas dari apakah pada saat itu unit diperlukan sistim atau tidak.Misalnya PLTU Muara Karang Unit 1 dengan kapasitas 35 MW hanya bisa memproduksi listrikmaksimal 33 MW. Itu artinya Unit 1 tsb mengalami derating sebesar 2 MW.Beberapa kategori derating sebagai berikut  :
  • Planned Derating (PD), Planned Derating merupakan derating yang dijadwalkan dan durasinya sudahditentukan sebelumnya dalam rencana tahunan pemeliharaan pembangkit.Derating berkala untuk pengujian, seperti test klep turbin mingguan, bukanmerupakan Plant Derating tetapi Maintenance Derating.
  • Maintenance Derating (MO), Maintenance Derating merupakan derating yang dapat ditunda melampaui akhirperiode operasi mingguan (Kamis, pukul 24:00 WIB) tetapi memerlukanpengurangan kapasitas sebelum Plant Outage berikutnya.
  • Unplanned (Forced) Derating (UD), Unplanned Derating merupakan derating yang memerlukan penurunan kapasitassegera atau tidak memerlukan suatu penurunan kapasitas segera tetapimemerlukan penurunan dalam waktu enam jam atau lebih.
  • Derating Paksa ( Forced Derating, FD ), Derating Paksa adalah bagian dari Derating Tak Terencanakarena adanya gangguan peralatan Unit Pembangkit sehingga perlu penurunanbeban sebelum Rencana Operasi Harian berakhir.
  • Reserve Shutdown (Rs) & Non Curtailing (Nc), Reserve Shutdown adalah suatu kondisi apabila unit siap operasi namun tidak disinkronkan ke sistim karena beban yang rendah. Kondisi ini dikenal jugasebagai economy outage atau economy shutdown. Jika suatu unit keluar karenaadanya permasalahan peralatan, baik unit diperlukan atau tidak diperlukan olehsistim, maka kondisi ini dianggap sebagai FO, MO atau PO, bukan sebagaireserve shutdown (RS).
4. Outside Management Control Outages
Ada sumber penyebab dari luar yang mengakibatkan unit pembangkit Deratingatau Outage yang ada diluar kendali. Dari data diata diatas pada umumnya derating terjadi, disebabkan oleh beberapahal diantaranya:
  • MVAR
  • Naiknya arus generator
  • Nilai CosQ (naik dan turun).
  • Elevasi Air dan Penyumbatan air yang terjadi disaluran trash rack .

C. Definsi EFOR

Mengukur tingkat ketidaksiapan unit pembangkit karena adanya keluar paksa yang disebabkan oleh gangguan peralatan (outage) dan derating.
Berikut rumusan mengenai EFOR:
EFOR = (FOH/FOH+SH) x 100%
Ketrangan:
EFOR   : Equivalent Force Outage Rate (tingkat gangguan / JAM),  FOH  : Forced Outage Hours  (jam keluar paksa/JAM), SH    : Service Hours (jam operasi/JAM)

D. Faktor yang mempengaruhi EFOR

  1. Jam Operasi Atau Jam Pelayanan ( Service Hours, SH )
Jumlah jam Unit Pembangkit beroperasi dan parallel dengan sistem jaringan
  1. Jam Keluar Paksa ( Forced Outage Hours, FOH )
Jumlah jam Unit Pembangkit keluar dari sistem dan tidak siap dioperasikan karena adanya gangguan atau kerusakan peralatan yang tidak diprediksi terlebih dahulu.Periode Force Outage dihitung dari saat Unit Pembangkit keluar dari jaringan sampai Unit Pembangkit siap operasi atau masuk jaringan kembali. Jika Unit Pembangkit tidak siap operasi kembali sampai akhir Rencana Mingguan dan telah dijadwalkan kembali untuk periode Rencana Mingguan minggu berikutnya, maka selebihnya diperhitungkan sebagai jam keluar untuk pemeliharaan atau perbaikan (Maintenance Outage Hours ).
Semoga Bermanfaat,,, 
www.unsera.ac.id
sarnalibant
Read more...

Selasa, 08 Januari 2019

Motivasi

0 komentar
"Tidak semua yang ada didepan dapat saya lihat, apalagi yang ada di belakang. Dalam hidup ini pun demikian, kadang orang melihat saya lebih enak, kadang pula saya melihat mereka lebih bahagia, tapi nyatanya hanya saya dan dia yang merasakan. Kebahagian hanya milik saya, milik mereka, dan milik orang-orang yang senantiasa berbagi kebahagian"
Read more...

Senin, 12 November 2018

MUTIARA KATA MOTIVASI

1 komentar
"Kegembiraan yang tidak pernah  kita alami seorang diri adalah penghargaan yang didapat dari kerjasama sebuah tim kerja"

"Kesempurnaan membutuhkan adanya latihan, kesabaran, keteguhan dan kebanggaan dari sesuatu hal yang ingin diraih"

"Ranting muda akan lurus jika kau luruskan, sementara kayu tua tak mungkin lagi kau bengkokan"
Read more...

Kamis, 02 Agustus 2018

Motivasi Merantau dari Imam Syafii

0 komentar
#-Merantaulah…-
Orang berilmu dan beradab tidak diam beristirahat di kampung halaman.
Tinggalkan negerimu dan hidup asing  (di negeri orang).#

#Merantaulah…
Kau akan dapatkan pengganti dari orang-orang yang engkau tinggalkan (kerabat dan kawan).
Berlelah-lelahlah, manisnya hidup terasa setelah lelah berjuang.#

#Aku melihat air menjadi rusak karena diam tertahan..
Jika mengalir menjadi jernih, jika tidak, akan keruh menggenang.#

#Singa jika tak tinggalkan sarang, tak akan dapat mangsa..
Anak panah jika tak tinggalkan busur, tak akam kena sasaran.#

#Jika matahari di orbitnya tak bergerak dan terus berdiam..
tentu manusia bosan padanya dan enggan memandang.#

#Bijih emas tak ada bedanya dengan tanah biasa di tempatnya (sebelum ditambang).
Kayu gaharu tak ubahnya seperti kayu biasa jika di dalam hutan.#

#Jika gaharu itu keluar dari hutan, ia menjadi parfum yang tinggi nilainya.
Jika bijih memisahkan diri (dari tanah), barulah ia dihargai sebagai emas murni.#

#Kebahagiaan hanyalah ditangan Alloh, dan tidak bisa diperoleh kecuali dengan ketaatan kepada Alloh
SUMBER: andynuls.wordpress
Read more...

Senin, 02 Juli 2018

SAHABAT SEPERJUANGAN

0 komentar
Sukses terkadang butuh perantara,entah itu dengan giat bekerja dan belajar atau dengan memperbanyak relasi. Peran teman atau sahabat sangat berpengaruh dalam meraih suksesnya seseorang, karena sebagai mahluk sosial kita tidak dapat hidup secara terpisah, pasti kita membutuhkan interaksi dengan sesama. Oleh karena itu, perbanyaklah relasi dengan teman, sahabat, atau kerabat. Perbaikilah hubungan dengan sesama, perbanyak teman dan jangan memperbanyak permusuhan. 
Dalam cerita ini, penulis ingin menceritakan tentang betapa saya merasa senang dapat memiliki keluarga besar B1 Unsera Tek.Kimia. Yah, kami dipertemukan dalam sebuah kelas masa depan jurusan Teknik Kimia. Kami masuk kuliah pada tahun 2012, dan sampai dengan cerita ini di tulis, sudah banyak dari teman saya yang sudah lulus dan mendapatkan gelar Sarjana. Sedangkan penulis masih belum lulus dan sedang menyelesaikan skripsi, mudah-mudahan bisa lulus dan wisuda tahun ini, Aamiin. 
Foto yang dipajang dalam tulisan ini diambil di tempat makan Sego Bebebk Samudra, Serdang. Kegiatan ini dalam rangka acara rutin yaitu Arisan, kalo tidak salah ini acara dilaksanakan pada februari 2018, semoga kenangannya dapat melekat pada kita semua. Dalam foto ini terlihat dari depan ke belakang: ali(depan), a uje (ke dua), teh Nisa(belakang a uje), Udin, Arif, Nahis dan Guruh, sementara Bono dan istri tidak nampak di poto. Saya merasa senang dan bangga memiliki keluarga B1 Tekim Unsera. Semoga tulisan singkat ini dapat menjadi kenangan dan pengobat kangen di kemudian hari.
Read more...
 
sarnalibant © 2016